MENGHITUNG INDEK LIMBAH PADA
BUAH PISANG (Musa paradisiaca) DAN SAYUR BAYAM (Amaranthus
sp.)
AHMAD
G111 14 057
Program Studi Agoteknologi, Fakultas Pertanian,
Universitas Hasanuddin,
Makassar, 2016
ABSTRACT
Tumbuhan
bayam merupakan tumbuhan yang dapat tumbuh didaerah yang beriklim panas dan
dingin. Namun tumbuhan ini dapat tumbuh lebih subur didaratan rendah pada lahan
terbuka yang beriklim hangat dan cahaya kuat. Pohon pisang
dapat tumbuh di tanah yang kayaa akan humus, mengandung kapur atau tanah berat.
Daaun pisang yang dewasaa berbentuk lonjong dan bertulang daun
menyirip,sedangkan daun mudanya menggulung. Pada
buah pisang berat awal 656,6 gram dan ketika dipisahkan antara bagian yang
dikonsumsi dan tidak dikonsumsi mengalami perubahan massa dimana berat buah
pisang yang dikonsumsi adalah 300,9 gram dan yang tidak dikonsumsi (limbah)
adalah 273,4 gram. Pada tanaman bayam ketika
dilakukan penimbangan awal sebesar 345,1 gram dan pada saat dipisahkan antara
limbah dan konsumsi maka limbah dari bayam hanya 239,9 gram dan konsumsi bayam
sebesar 120 gram.
Kata Kunci : Indeks
Limbah, Fisiologi Pascapanen
I.
PENDAHULUAN
1.1 Indeks
Limbah
Menurut Haryanto (2014), Limbah
pertanian adalah bagian tanaman pertanian diatas tanah atau bagian pucuk,
batang yang tersisa setelah dipanen atau diambil hasil utamanya. Berdasarkan
artinya pengertian limbah pertanian dapat diartikan sebagai bahan yang dibuang
di sektor pertanian. Beberapa contoh limbah pertanian diantara lain adalah
sabut dan tempurung kelapa,jerami dan dedak padi.
Limbah pertanian dapat
diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis yaitu limbah pra panen dan saat panen
serta limbah pasca panen. Sedangkan limbah pasca panen itu juga terbagi menjadi
limbah sebelum diolah dan limbah setelah diolah atau sering dikenal dengan
limbah industri pertanian (Haryanto,2014).
Indeks limbah merupakan ration
antara bagian tanaman yang dikonsumsi dan bagian tanaman yang tidak di konsumsi
sehinggamenjadi limbah pertanian. ( Haryanto, 2014 )
1.2 Deskripsi
Sayur Bayam
Menurut
Sumardi (2009), bayam merupakan tanaman sayuran yang dikenal dengan nama ilmiah
amaranthus spp. Kata “maranth” dalam bahasa Yunani berarti “Everlasting”
(abadi). Tanaman bayam berasal dari derah Amerika tropik namun hingga sekarang bayam telah tersebar keseluruh
daerah tropis dan subtropis seluruh dunia.
Tanaman bayam semula dikenal sebagai tumbuhan hias. Dalam prkembangan
selanjutnya, tanaman bayam dipromosikan sebagai bahan pangan sumber potein,
terutama untuk negara-negara berkembang. Diduga tanaman bayam masuk ke Idonesia
pada abad XIX ketika lalu lintas perdagangan orang luar negeri masuk ke wilayah
Idonesia.
Menurut
Sumardi (2009), tumbuhan bayam merupakan tumbuhan yang dapat tumbuh didaerah
yang beriklim panas dan dingin. Namun tumbuhan ini dapat tumbuh lebih subur didaratan
rendah pada lahan terbuka yang beriklim hangat dan cahaya kuat. Bayam relatif
tahan terhadap pencahayaan langsung karena merupakan tumbuhan C4.
Menurut
Rukmana (1994), Tanaman bayam memiliki akar perdu ( terma ), akar tanaman bayam
ini akan menembus tanah hingga kedalaman 20-40 cm bahkan lebih. Akar tanaman
bayam ini tergolong akar tunggang dan memiliki serabutan di bagian atasnya.
Menurut
Rukmana (1994), tanaman bayam memiliki batang tumbuh dengan tegak, tebal dan
banyak mengandung air. Batang pada tanaman ini memiliki panjang hingga 0.5-1
meter dan memiliki cabang monodial. Batang bayam berwarna kecoklatan, abu-abu
dan juga memiliki duri halus di bagian pangkal ujung batang tanaman bayam.
Tanaman ini
memiliki daun tunggal, berwarna hijau muda dan tua, berbentuk bulat memanjang
serta oval. Panjang daun pada bayam 1,5-6,0 cm bahkan lebih, dengan lebar 0,5 –
3,2 cm dan memiliki pangkal ujung daun runcing serta obtusus. Batang bayam di
sertai dengan tangkai yang berbentuk bulat dan memiliki permukaan opacus. Panjang
tangkai ini mencapai 9 cm dan memiliki bagian tepi atau permukaan repandus
(Rukmana,1994)
Bunga
tanaman bayam ini memiliki kelamin tunggal, berwarna hijau tua, dan juga
memiliki mahkota terdiri dari daun bunga 4-5 buah, benang sari 1-5, dan bakal
buah 2-3 buah serta lainnya yang membantu dalam penyerbukan. Bunga tanaman
bayam ini berukuran kecil dan memiliki panjang mencapai 1,5-2,5 cm, serta
tumbuh di ketiak daun yang tersusun tegak. Namun, penyerbukan bunga ini
biasanya di bantu juga dengan binatang sekitar dan angin (Rukmana,1994)
Menurut
Natitupulu (2012), tanaman bayam memiliki biji berukuran kecil, dan halus,
memiliki bentuk bulat serta memiliki warna kecoklatan hingga kehitaman. Namun,
ada beberapa jenis bayam yang terdapat biji berwarna putih dan merah, contohnya
bayam maksi.
Menurut
Natitupulu (2012) klasifikasi tanaman bayam yaitu :
Kingdom : Plantae
Sub
kingdom : Tracheobionta
Sub
Divisi : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliophyta
Sub
Classis : Caryophyllidae
Famili : Amaranthacea
Genus : Amaranthus
Species : Amaranthus L.
(Amaranthus sp.)
1.3
Deskripsi Buah Pisang
Pisang
adalah tanaman buah berupa herbal yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara
(termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar),
Amerika Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut dengan Cau, di Jawa
Tengah dan Jawa Timur dinamakan gedang (Susanto, 2005).
Pohon pisang
adalah tanaman yang dapat hidup di iklim tropis basah,lembab,dan panas. Di
indonesia pohon pisang umumnya dapat tumbuh di daratan rendah saampai pegunungan
sekitar 2.000 m dpl (Susanto, 2005).
Menurut
Kusumawati (2008), Pohon pisang dapat tumbuh di tanah yang kaya akan humus,
mengandung kapur atau tanah berat. Daun pisang yang dewasaaberbentuk lonjong
dan bertulang daun menyirip, sedangkan daun mudanya menggulung. Helai daun nya
lebih panjang dari tengkai daaunnya. Kebanyakan daun pisang berwarna hijau tua
untuk daun dewasa dan hijau muda untuk daun yang masih muda. Kecuali untuk
beberapa species, terdapat bercak merah atau ungu pada lembaran daunnya atau
pada ibu tulang daun.
Menurut
Kusumawati (2008), Batang pohon pisang berupa pelepah yang membesar dan
mengumpul. Batangnya lunak, berair dan tidak berkayu. Pohon pisang mempunya
umbi yang muncul di permukaan tanah dan akan membentuk tunas-tunas baru. Akar
pohon pisang merupakan akar serabut ,berdiameter 0,5-1 cm berbentuk silinder
menyebabkan akar-akar ini terlihat besar dan tampak seperti cacing. Rata rata panjangnya
4-5 meter untuk menjala kesamping dan hanya 75-150 cm untuk tumbuh kedalam
tanah. Pohon pisang membunyai bunga yang bentuknya menyerupai jantung.
Didalam
bunga pisang sekilas tampak seperti udang yang berwarna kuning keputih-putihan
dengan panjang 4-7 cm dan lebar 1-2 cm. Masing masing bunga tersebut memiliki
satu sepal, satu petal, satu putik dengan banyak ovarium dan 4 buah
benang sari dengan tangkai ssari sepanjang 3-4 cm. Setiap bunga tersebut
menghasilkan satu buah pisang, dan karna terdapat banyak bunga maka satu tandan
bunga mengasilkan 77-250 buah dibagi dalam 6-14 sisir (Kusumawati, 2008).
Menurut Ridwan (2014), klasifikasi botani tanaman pisang adalah sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi :
Speratophyta
Sub Divisi :
Angiospermae
Kelas :
Monocotyledonae
Keluarga :
Musaceae
Genus : Musa
Spesies :
Musa paradisiaca
Tujuan dilakukannya praktikum indeks
limbah adalah untuk mengetahui ratio berat yang dikonsumsi dengan berat yang tidak dikonsumsi
( limbah ) sedangkan kegunaanya yaitu sebagai bahan informasi untuk mengetahui indek
slimbah pada produk pertanian.
II. METODOLOGI
2.1 Tempat dan Waktu
Praktikum Indeks Limbah dan Kerapatan
Jaringan ini di lakukan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Jurusan Agronomi Fakultas
Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar, pada hari Jum’at 15 April 2016,
pukul 13:30 WITA - selesai.
2.2 Alat dan Bahan
Alat yang
digunakan pada percobaan ini yaitu, timbangan, pisau atau cutter, baskom,
kantong kresek dan gelas piala.
Adapun bahan
yang digunakan pada percobaan ini yaitu air, buah pisang dan sayur bayam.
2.3 Prosedur Kerja
Adapun
prosedur kerja praktikum indeks limbah yaitu :
1.
Menyiapkan
alat dan bahan
2.
Menimbang
berat awal sayur dan buah menggunakan timbangan
3.
Memisahkan
antara bagian yang dikonsumsi dan tidak konsumsi dan menimbangnya
4.
Memasukkan
air sebanyak 300 ml kedalam gelas piala dan memasukkan satu pe satu bagian yang
dikonsumsi dan tidak dikonsumsi.
5.
Menghitung indeks
limbah
x 100 %
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Tabel 1. Indeks Limbah
|
No.
|
Komoditi
|
Berat
(gram)
|
||
|
Awal
|
Konsumsi
|
Limbah
|
||
|
1
|
Pisang
|
565,6
|
300,9
|
273,4
|
|
2
|
Bayam
|
345,1
|
120
|
239,9
|
Sumber Data
Primer Setelah Diolah 2016
Indeks Limbah
Pisang
Indeks Limbah Bayam
3.2 Pembahasan
Pada
buah pisang berat awal 656,6 gram dan ketika dipisahkan antara bagian yang
dikonsumsi dan tidak dikonsumsi mengalami perubahan massa dimana berat buah
pisang yang dikonsumsi adalah 300,9 gram dan yang tidak dikonsumsi (limbah)
adalah 273,4 gram.
Hal
ini dikarenakan produk yang
dikonsumsi pada buah pisang itu masih tergolong lumayan banyak dan tidak memproduksi
limbah pertanian yang berlebihan hal ini disebabkan oleh daging buah pisang
yang tebal dan banyak mengandung kadar air
sedangkan kulit pada buah pisang tergolong lumayan tipis.
Hal
ini sesuai dengan pendapat Kusumawati (2008), didalam bunga pisang sekilas
tampak seperti udang yang berwarna kuning keputih-putihan dengan panjang 4-7 cm
dan lebar 1-2 cm. Masing masing bunga tersebut memiliki satu sepal, satu
petal, satu putik dengan banyak ovarium dan 4 buah benang sari dengan
tangkai ssari sepanjang 3-4 cm. Setiap bunga tersebut menghasilkan satu buah
pisang, dan karna terdapat banyak bunga maka satu tandan bunga mengasilkan
77-250 buah dibagi dalam 6-14 sisir.
Pada
tanaman bayam ketika dilakukan penimbangan awal sebesar 345,1 gram dan pada
saat dipisahkan antara limbah dan konsumsi maka limbah dari bayam hanya 239,9
gram dan konsumsi bayam sebesar 120 gram ini dikarenakan limbah bayam lebih banyak
dibandingkan dengan bayak yang dikonsumsi.
Sebab berat yang dikonsumsi lebih sedikit ketimbang
dengan berat yang tidakdikonsumsi hal ini mengakibatkan hasil buangan produk sayuran
bayam ( limbah ) lebih banyak. Hal ini dikarenakan produk yang dikonsumsi dari sayuran
hanya daun dan ranting lunaknya saja, sedangkan batangnya dan bagian lainya
yang bertekstur keras tidak dikonsumsi.
Hal ini sesuai dengan
pendapat (Rukmana, 1994) yang mengatakan bahwa Tanaman ini memiliki daun tunggal, berwarna hijau muda dan tua, berbentuk
bulat memanjang serta oval. Panjang daun pada bayam 1,5-6,0 cm bahkan lebih,
dengan lebar 0,5 – 3,2 cm dan memiliki pangkal ujung daun runcing serta
obtusus. Batang bayam di sertai dengan tangkai yang berbentuk bulat dan
memiliki permukaan opacus. Panjang tangkai ini mencapai 9 cm dan memiliki
bagian tepi atau permukaan repandus.
IV.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil yang telah didapatkan maka dapat disimpulkan bahwa
1.
Indeks
limbah buah pisang yang dikonsumsi sebesar 300,9 gram dan limbah sebesar 273,4
gram dari berat awal yaitu 565,6 gram.
2.
Pada
tanaman bayam ketika dilakukan penimbangan awal sebesar 345,1 gram dan pada
saat dipisahkan antara limbah dan konsumsi maka limbah dari bayam hanya 239,9
gram dan konsumsi bayam sebesar 120 gram ini dikarenakan limbah bayam lebih
banyak dibandingkan dengan bayak yang dikonsumsi.
3.
Indeks
limbah merupakan ration antara bagian tanaman yang dikonsumsi dan bagian
tanaman sebagai limbah pertanian sedangkan kerapatan jaringan yaitu
perbandingan antara berat akhir suatu komditi dengan berat air.
4.2 Saran
Sebaiknya
asisten lebih memperhatikan kegiatan mahasiswa saat bekerja agar tidak terjadi
kesalahan pada saat proses pratikum.
DAFTAR PUSTAKA
Haryanto.2014.“PraktikumFispan”.http://anthoxappoank.blogspot.com/2014/11/kerapatan-jaringan-fispan.html.
Diakses pada tanggal 17 April
2016
Napitupulu,
J. A. 2012. Respon Pertumbuhan dan Kualitas Hasil Produksi Bayam Cabut
(Amaranthus sp) Terhadap Jenis dan Dosis Pupuk Nitrogen yang Berbeda.
Sumardi, I.
2009. Perkembangan struktur anomali batang bayam cabut (Amaranthus tricolor
L.) (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
Rukmana, I.
H. R. 1994. Bayam, Bertanam & Pengolahan Pascapanen. Kanisius.
Ridwan, A.
Z. 2014. Pengaruh berbagai jenis kulit pisang terhadap kualitas nata de banana.
Kusumawati,
A., & Syukriani, L. 2008. Identifikasi dan karakterisasi morfologi genotipe
pisang (Musa paradisiaca. L) di Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat. Jurnal
Jerami, 1(2), 62-70.
Susanto, A.,
& Edison, H. S. 2005. Deskripsi
Pisang Indonesia. Agro Inovasi.
Balai Penelitian Tanaman Buah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Holtikultura
Badan penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.
LAMPIRAN
Proses
penimbangan buah pisang dan sayur bayam
Buah dan sayur yang telah dipisahkan
Konsumsi dan tidak dikonsumsi
Proses menghitung kerapatan
jaringan pada gelas piala
Tidak ada komentar:
Posting Komentar