Senin, 14 November 2016

Laporan Sorgum



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sorgum merupakan genus yang terdiri dari 20 spesies rumput-rumputan, berasal dari kawasan tropis hingga subtropis di Afrika Timur, dengan satu spesies di antaranya berasal dari Meksiko. Tanaman ini dibudidayakan di Eropa Selatan, Amerika Tengah dan Asia Selatan. Sorgum merupakan tanaman dari keluarga Poaceae dan marga Sorghum. Sorgum sendiri memiliki 32 spesies. Diantara spesies-spesies tersebut, yang paling banyak dibudidayakan adalah spesies Sorghum bicolor (japonicum).
Tanaman yang lazim dikenal masyarakat Jawa dengan nama “Cantel” ini sekeluarga dengan tanaman serealia lainnya seperti  padi, jagung, hanjeli dan gandum serta tanaman lain seperti bambu dan tebu. Dalam taksonomi, tanaman-tanaman tersebut tergolong dalam satu keluarga besar Poaceae yang juga sering disebut sebagai Gramineae (rumput-rumputan). Tanaman sorgum merupakan jenis tanaman serealia yang memiliki kandungan gizi seperti karbohidrat, lemak, kalsium, besi, serta fosfor. Selain dapat digunakan sebagai pengganti pangan, sorgum bisa digunakan sebagai bahan baku industri kertas, bahan baku pakan ternak, serta bahan baku media jamur merang. Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan pratikum mengenai identifikasi tanaman sorgum untuk mengetahui dan lebih mengenal tentang tanaman sorgum
1.2  Tujuan dan Kegunaan
1.2.1        Tujuan
Tujuan dari pratikum identifikasi tanaman sorgum adalah untuk mengidentifikasi tanaman sorgum secara kualitatif dan kuantitatif.
1.2.2        Kegunaan
Kegunaan dari pratikum identifikasi tanaman sorgum adalah sebagai bahan informasi bagi pratikan agar lebih mudah mengenal tanaman sorgum.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Identifikasi Tanaman
2.2 Deskripsi Tanaman Sorgum
 Menurut Taufik (2014), deskripsi tanaman sorgum untuk varietas Super-1 adalah sebagai berikut:
Tahun dilepas                          : 2013
Asal                                         : Pulau Sumba, NTT
Umur                                       : Berbunga 50% : 56 hari
Panen                                      : 105 - 110 hari
Tinggi tanaman                       : 21,65 cm
Sifat tanaman                          : Menghasilkan ratun
Kedudukan tangkai                : Di pucuk
Bentuk daun                           : Pita
Jumlah daun                            : 12 helai
Sifat  malai                              : Kompak
Bentuk malai                           : Elips
Panjang malai                          : 26,67 cm
Sifat sekam                             : Setengah tertutup (depan), setengah tertutup
(belakang)
Warna sekam                           : Coklat muda
Bentuk/sifat biji                      : Bulat lonjong
Ukuran biji                              : Panjang : 4,37 mm
Lebar                                       : 4,03 mm
Diameter                                 : 2,60 mm
Warna biji                                : Putih
Bobot 1000 biji                       : 32,10 g, k.a. 10%
Rata-rata hasil                         : 2,66 t/ha k.a. 10%
Potensi Hasil                           : 5,75 t/ha k.a. 10%
Kerebahan                               : Tahan
Ketahanan                               : Agak tahan hama Aphis, tahan terhadap penyakit
Antraknose, tahan terhadap penyakit karat
daun,dan hawar daun
Kadar protein                          : 12,96%
Kadar lemak                            : 2,21%
Kadar karbohidrat                   : 71,32%
Kadar tannin                           : 0,11%
Kadar magnesium                   : 90,33
Kadar phospor                                    : 249,88
Kadar gula brix                       : 13,47%
Produksi etanol                       : 2851 l/ha
Potensi etanol                          : 4220 l/ha
Bobot biomas batang              : 17.05 t/ha
Potensi produksi biomas         : 38,70
Pemulia                                   : Marcia B. Pabendon, SigitBudi Santoso, Amir
Nur, Muzdalifah, Nuning Argosubekti, Sumarni
Singgih, M. Azrai
Pengusul                                  : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Menurut Taufik (2014), adapun deskripsi untuk tanaman sorgum varietas super 2 G wray yaitu sebagai berikut :
Tahun dilepas                          : 2013
Asal                                         : ICRISAT
Umur                                       : Berbunga 50% : 60 hari
Panen                                      : 115 - 120 hari
Tinggi tanaman                       : 229,71 cm
Sifat tanaman                          : Menghasilkan ratun
Kedudukan tangkai                : Di pucuk
Bentuk daun                           : Pita
Jumlah daun                            : 14 helai
Sifat  malai                              : Agak terserak
Bentuk malai                           : Simetris
Panjang malai                          : 26,38 cm
Sifat sekam                             : Setengah tertutup (depan), setengah biji tertutup
                                       (belakang)
Warna sekam                           : Putih krem di depan, coklat bagian belakang
Bentuk biji                              : Gepeng runcing di ujung
Ukuran biji                              : Panjang : 4,63 mm
Lebar                                       : 4,03 mm
Diameter                                 : 2,92 mm
Warna biji                                : Krem kemerahan
Bobot 1000 biji                       : 30,10 g, k.a. 10%
Rata-rata hasil                         : 3,03 t/ha k.a. 10%
Potensi Hasil                           : 6,33 t/ha k.a. 10%
Kerebahan                               : Tahan
Ketahanan                               : Agak tahan hama Aphis, tahan terhadap penyakit
Antraknose, tahan terhadap penyakit karat daun,
dan hawar daun
Kadar protein                          : 9,22%
Kadar lemak                            : 3,09%
Kadar karbohidrat                   : 75,62%
Kadar tannin                           : 0,27%
Kadar magnesium                   : 91,11
Kadar phosphor                      : 255,47
Kadar gula brix                       : 12,65%
Produksi etanol                       : 2766 l/ha
Potensi etanol                          : 4119 l/ha
Bobot biomas batang              : 20,66 t/ha
Potensi produksi biomas         : 39,30 t/ha
Pemulia                                   : Marcia B. Pabendon, SigitBudi Santoso, Amir
Nur, Muzdalifah, Nuning Argosubekti, Aviv
Andriani, Sumarni Singgih, Fatmawati Rafid, M.
Azrai.
Pengusul                                  : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
2.3 Morfologi Sorgum
Menurut sejarah, tanaman sorgum berasal dari benua Afrika dan nenek moyang tanaman ini adalah sejenis rumput-rumputan dengan nama latin Andropogon halepensis atau di jawa dikenal sebagai rumput glagah rayung.          (Idrus,2014).
Menurut Idrus (2014), secara morfologi pada umumnya biji sorgum berbentuk bulat pair fang dengan ukuran biji kira -kira 4 x 2,5 x 3,5 mm. Berat biji bervariasi antara 8 mg - 50 mg, rata-rata berat 28 mg. Berdasarkan ukurannya sorgum dibagi atas:
Ø  sorgum biji kecil (8 - 10 mg)
Ø  sorgum biji sedang ( 1 2 - 24 mg)
Ø  sorgum biji besar (25-35 mg)
Kulit biji ada yang berwarna putih, merah atau cokelat. Sorgum putih disebut sorgum kafir dan yang ber-warna merah/cokelat biasanya termasuk varietas Feterita. Warna biji ini merupakan salah satu kriteria menentukan kegunaannya. Varietas yang berwarna lebih terang akan menghasilkan tepung yang lebih putih dan tepung ini cocok untuk digunakan sebagai makanan lunak, roti dan lain-lainnya. Sedangkan varietas yang berwarna gelap akan menghasilkan tepung yang berwarna gelap dan rasanya lebih pahit. Tepung jenis ini cocok untuk bahan dasar pembuatan minuman. Untuk memperbaiki warm biji ini, biasanya digunakan larutan asam tamarand atau bekas cucian beras yang telah difermentasikan dan kemudian digiling menjadi pasta tepung. (Idrus, 2014).
Tanaman sorgum (Sorghum bicolor) merupakan tanaman graminae yang mampu tumbuh hingga 6 meter. Bunga sorgum termasuk bunga sempurna dimana kedua alat kelaminnya berada di dalam satu bunga. Bunga sorgum merupakan bunga tipe panicle (susunan bunga di tangkai). Rangkaian bunga sorgum berada di bagian ujung tanaman. (Idrus, 2014).
Bentuk tanaman ini secara umum hampir mirip dengan jagung yang membedakan adalah tipe bunga dimana jagung memiliki bunga tidak sempurna sedangkan sorgum bunga sempurna. Menurut Sirappa (2011), Morfologi dari tanaman sorgum adalah:
a.       Akar : tanaman sorgum memiliki akar serabut
b.      Batang : tanaman sorgum memiliki batang tunggal yang terdiri atas ruas-ruas
c.       Daun : terdiri atas lamina (blade leaf) dan auricle
d.      Rangkaian bunga sorgum yang nantinya akan menjadi bulir-bulir sorgum.
Pada daun sorgum terdapat lapisan lilin yang ada pada lapisan epidermisnya. Adanya lapisan lilin tersebut menyebabkan tanaman sorgum mampu bertahan pada daerah dengan kelembaban sangat rendah. Lapisan lilin tersebut menyebabkan tanaman sorgum mampu hidup dalam cekaman kekeringan. (Sirappa, 2011)
Tipe perkecambahan pada tanaman sorgum adalah Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang meyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon relatif tetap posisinya. Tanaman sorgum tergolong tanaman menyerbuk sendiri secara alami. (Idrus, 2014)
2.4 Taksonomi Sorgum
Menurut Widowati (2010), Klasifikasi tanaman sorgum adalah
Kingdom/Kerajaan                              : Plantae/ Plants
Sub kingdom/Sub kerajaan                : Tracheobionta/ Vascular Plants
Super division/Super divisi                 : Spermatophyta/ Seed Plants
Division/Divisi                                    : Magnoliophyta/ Flowering Plants
Classis/Kelas                                       : Liliopsida/ Monocotyledons
Sub classis/Sub Kelas              : Commelinidae
Ordo/Bangsa                                       : Cyperales
Familia/Suku                                       : Poaceae (Gramineae)/ Grass Family
Genus/Marga                                       : Sorghum Moench/ Sorghum
Species (Jenis/ spesies)                        : Sorghum bicolor (L.) Moench
Binomial Name/Nama Latin/Nama Ilmiah : Sorghum bicolor (L.) Moench
International Name/Nama Inggris      : Sorghum


BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Pratikum identifikasi tanaman sorgum dilaksanakan pada buln September sampai dengan bulan Desember 2015 di Exfarm Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada pratikum identifikasi tanaman sorgum adalah benih kedelai varietas Super 1 dan  Super 2 G-Wray, pupuk furadan dan air. Alat yang digunakan dalam pratikum identifikasi tanaman sorum adalah cangkul, patok, meteran, ember, dan papan nama.
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Cara Kerja
3.3.1.1 Pengolahan Lahan
Dalam praktikum ini, pengolahan lahan dimulai dengan melakukan pembersihan areal sekitar lahan dengan meggunakan sabit dan cangkul. Hal ini bertujuan agar memudahkan para praktikan saat proses penggeburan tanah pada lahan. Penggemburan tanah dilakukan dengan menggunakan cangkul dan membuatkan bedengan sebanyak dua bedengan besar untuk masing-massing kelompok. Penggemburan tanah bertujuan untuk memudahkan akar tanaman jagung untuk menyerap sumber hara dan air yang ada didalam tanah selain itu pembuatan bedengan bertujuan agar memudahkan dalam pembagian genotipe tanaman jagung masing-masing kelompok.
3.3.1.2 Penanaman                                                          
Penanaman jagung dilakukan dengan cara membuat lubang pada setiap bedengan dimana tiap bedengan terdapat 4 baris untuk tanaman jagung dan 6 baris untuk tanaman kedelai, dengan kedalaman masing-masing bedengan yaitu kira-kira 2-3 cm. Jumlah benih jagung dan kedelai dalam setiap lubang yaitu 1-2 biji dengan terlebih dahulu dicampurkan dengan furadan atau direndam dalam larutan furadam untuk menghidari serangan hama yang dapat merusak benih. Kemudian setelah itu, diberi penanda berupa sebuah patok pada setiap varietas tanaman jagung dan kedelai untuk mempermudah para praktikan dalam meneliti pertumbuhan jagung untuk masing-masing kelompok.
3.3.1.3 Pemeliharaan
Pemeliharaan jagung dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu sebagai berikut.
a.       Pengairan
Pengairan terhadap tanaman jagung dan kedelai dapat dilakukan dengan dua cara yaitu menggunakan selang air atau dengan menggunakan ember. Penggunaan selang dilakukan pada tanaman jagung yang dekat dengan sumber air sedangkan penggunaan ember dilakukan pada tanaman jagung yang beradah jauh dari sumber air. Pengairan ini dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari, sedangkan apabila terjadi hujan maka tidak dilakukan pengairan secara manual. Pengairan ini bertujuan agar tanaman yang masih dalam proses bertumbuh tidak kekurangan air yang dapat menyebabkan tanaman layu atau kering. Pengairan dilakukan hingga tanaman sudah cukup dewasa. Pengairan juga harus dilakukan secara seimbang agar tanaman jagung  dan kedelai tidak terlalu kelebihan atau kekurangan air.
b.      Pemupukan
Pemupukan pada tanaman jagung dilakukan sebayak tiga kali yaitu pada saat benih jagung berumur kira-kira 15 hari, pada saat jagung sudah mulai dewasa yaitu umur 1 bulan dan pada saat jagung sudah mulai muncul bunga jantan dan bunga betina. Pemupukan pertama bertujuan agar akar pada benih jagung cepat tumbuh. Pemberian pupuk kedua bertujuan agar jumlah daun yang tumbuh banyak dan memiliki batang yang kuat. Sedangkan pada pemupukan ketiga bertujuan agar bunga jantan dan bunga betina cepat tumbuh sehingga dapat segera disilangkan.  Pupuk yang dipakai pada praktikum ini yaitu pupuk kimiawi ( urea dan ponska) dikarenakan pupuk jenis ini memiliki respon yang cepat terhadap pertumbuhan tanaman jagung.
c.       Penyiangan dan Penyulaman
Penyiangan ini dilakukan pada masa awal pertumbuhan tanaman jagung karena tanaman jagung sangat peka terhadap persaingan dengan gulma yang dapat tumbuh disekitar tanaman. Penyiangan dilakukan dengan cara manual yaitu dengan mencabuti rumput yang ada disekitar tanaman jagung atau dapat juga menggunakan kayu untuk membantu mencabut gulma. Penyulaman dilakukan pada tanaman jagung yang mati atau tidak tumbuh. Penyulaman ini dilakukan ketika umur jagung masih sekitar 6-7 hari.

3.3.2 Parameter Pengamatan
Parameter pengamatan yang digunakan pada pratikum identifikasi tanaman sorgum yaitu pengamatan secara kualitatif dan kuantitatif
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan


BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran


DAFTAR PUSTAKA
Idrus, F. H. I. T. 2014. Kajian tentang Tahan Genangan Terhadap Tanaman Sorghum (sorghum bicolor L) (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Gorontalo).

Sirappa, M. P. 2011. Prospek pengembangan sorgum di Indonesia sebagai komoditas alternatif untuk pangan, pakan, dan industri. Jurnal Litbang Pertanian, 22(4), 133-140.

Taufik, 2014.Database Gandum dan Sorgum. Balai Penelitian Serealia, Maros Sulawesi Selatan, Indonesia.

Widowati, S., Nurjanah, R., & Amrinola, W. 2010. Proses pembuatan dan karakterisasi nasi sorgum instan. Prosiding Pekan Serealia Nasional, ISBN, 978-979.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar