MENGHITUNG KERAPATAN JARINGAN
PADA
BUAH PISANG (Musa paradisiaca) DAN SAYUR BAYAM (Amaranthus
sp.)
AHMAD
G111 14 057
Program Studi Agoteknologi, Fakultas Pertanian,
Universitas Hasanuddin
Makassar, 2016
ABSTRACT
Tumbuhan
bayam merupakan tumbuhan yang dapat tumbuh didaerah yang beriklim panas dan
dingin. Namun tumbuhan ini dapat tumbuh lebih subur didaratan rendah pada lahan
terbuka yang beriklim hangat dan cahaya kuat. Pohon pisang
dapat tumbuh di tanah yang kayaa akan humus, mengandung kapur atau tanah berat.
Daaun pisang yang dewasaa berbentuk lonjong dan bertulang daun menyirip,sedangkan
daun mudanya menggulung. Pada
volume buah pisang yang di konsumsi pada saat dimasukkan kedalam gelas
piala yang berisi air 300 ml mengalami kenaikan volume sebesar 570 ml hal ini
menunjukan bahwa volume buah pisang konsumsi sebesar 270 ml dan limbah pisang
sebesar 580 ml. Pada sayur volume sayur bayam
konsumsi pada saat dimasukkan kedalam gelas piala yang berisi air 300 ml
mengalami kenaikan 730 ml ini menunjukan bahwa volume bayam konsumsi sebesar
430 ml dan limbah bayam dari volume air 300 ml menjadi 600 ml sehingga volume
limbah bayam sebesar 300 ml.
Kata Kunci : Kerapatan Jaringan, Fisiologi Pascapanen
I.
PENDAHULUAN
1.1 Kerapatan
Jaringan
Kerapatan
merupakan perbandingan antara massa dan volume dari suatu senyawa. Makin besar
volume dan massa dari suatu senyawa, makin kecil kerapatannya. Begitu juga sebaliknya makin kecil volume dan massa suatu
senyawa, kerapatannya makin besar. Kebanyakan zat padat dan cairan mengembang
sedikit bila dipanaskan dan menyusut sedikit biladipengaruhi
Rapatan
yang merupakan perbandingan antara massa dan volume adalah sifat
intensif. Sifat-sifat intensif umumnya dipilih oleh para ilmuwan
untuk pekerjaan ilmiah karena tidak tergantung pada jumlah bahan yang
sedang diteliti. Karena volume berubah menurut suhu sedangkan massa
tetap, maka rapatan merupakan fungsi suhu.
Untuk
menentukan volume benda dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan
bentuk bendanya. Untuk benda yang beraturan bentuknya dapat
dilakukan dengan rumusan yang sesuai, misal untuk bentuk kubus maka yang
harus dilakukan adalah mengukur panjang sisi kubus, kemudian menghitungnya
dengan rumusan sisi pangkat tiga. Sedangkan untuk benda tidak beraturan
pengukuran volume dilakukan dengan cara memasukkan benda tersebut kedalam gelas
ukur yang di isi dengan air dengan volume tertentu, kemudian diamati selisih
volumenya. Selisih volume tersebut adalah volume benda yang dimasukkan ke
dalam gelas ukur. Setelah itu dapat dihitung berapa massa jenis benda
yang dapat diamati pada kerapatan jaringan (Mutiarawati. 2010).
1.2 Deskripsi
Sayur Bayam
Menurut
Sumardi (2009), bayam merupakan tanaman sayuran yang dikenal dengan nama ilmiah
Amaranthus spp. Kata “maranth” dalam bahasa Yunani berarti “everlasting”
(abadi). Tanaman bayam berasal dari derah Amerika tropik namun hingga sekarang bayam telah tersebar keseluruh
daerah tropis dan subtropis seluruh dunia.
Tanaman
bayam semula dikenal sebagai tumbuhan hias. Dalam prkembangan selanjutnya,
tanaman bayam dipromosikan sebagai bahan pangan sumber potein, terutama untuk
negara-negara berkembang. Diduga tanaman bayam masuk ke Idonesia pada abad XIX
ketika lalu lintas perdagangan orang luar negeri masuk ke wilayah Idonesia.
Menurut
Sumardi (2009), tumbuhan bayam merupakan tumbuhan yang dapat tumbuh didaerah
yang beriklim panas dan dingin. Namun tumbuhan ini dapat tumbuh lebih subur
didaratan rendah pada lahan terbuka yang beriklim hangat dan cahaya kuat. Bayam
relatif tahan terhadap pencahayaan langsung karena merupakan tumbuhan C4.
Menurut
Rukmana (1994), Tanaman bayam memiliki akar perdu ( terma ), akar tanaman bayam
ini akan menembus tanah hingga kedalaman 20-40 cm bahkan lebih. Akar tanaman
bayam ini tergolong akar tunggang dan memiliki serabutan di bagian atasnya.
Menurut
Rukmana (1994), tanaman bayam memiliki batang tumbuh dengan tegak, tebal dan
banyak mengandung air. Batang pada tanaman ini memiliki panjang hingga 0.5-1
meter dan memiliki cabang monodial. Batang bayam berwarna kecoklatan, abu-abu
dan juga memiliki duri halus di bagian pangkal ujung batang tanaman bayam.
Tanaman ini
memiliki daun tunggal, berwarna hijau muda dan tua, berbentuk bulat memanjang
serta oval. Panjang daun pada bayam 1,5-6,0 cm bahkan lebih, dengan lebar 0,5 –
3,2 cm dan memiliki pangkal ujung daun runcing serta obtusus. Batang bayam di
sertai dengan tangkai yang berbentuk bulat dan memiliki permukaan opacus. Panjang
tangkai ini mencapai 9 cm dan memiliki bagian tepi atau permukaan repandus
(Rukmana,1994).
Bunga
tanaman bayam ini memiliki kelamin tunggal, berwarna hijau tua, dan juga
memiliki mahkota terdiri dari daun bunga 4-5 buah, benang sari 1-5, dan bakal
buah 2-3 buah serta lainnya yang membantu dalam penyerbukan. Bunga tanaman
bayam ini berukuran kecil dan memiliki panjang mencapai 1,5-2,5 cm, serta
tumbuh di ketiak daun yang tersusun tegak. Namun, penyerbukan bunga ini
biasanya di bantu juga dengan binatang sekitar dan angin (Rukmana,1994).
Menurut
Natitupulu (2012), tanaman bayam memiliki biji berukuran kecil, dan halus,
memiliki bentuk bulat serta memiliki warna kecoklatan hingga kehitaman. Namun,
ada beberapa jenis bayam yang terdapat biji berwarna putih dan merah, contohnya
bayam maksi.
Menurut
Natitupulu (2012) klasifikasi tanaman bayam yaitu :
Kingdom : Plantae
Sub
kingdom : Tracheobionta
Sub
Divisi : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliophyta
Sub
Classis : Caryophyllidae
Famili : Amaranthacea
Genus : Amaranthus
Species : Amaranthus L.
(Amaranthus sp.)
1.3 Deskripsi
Buah Pisang
Pisang
adalah tanaman buah berupa herbal yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara
(termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika
Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut dengan Cau, di Jawa Tengah
dan Jawa Timur dinamakan gedang (Susanto, 2005).
Pohon pisang
adalah tanaman yang dapat hidup di iklim tropis basah,lembab,dan panas. Di
indonesia pohon pisang umumnya dapat tumbuh di daratan rendah saampai pegunungan
sekitar 2.000 m dpl (Susanto, 2005).
Menurut
Kusumawati (2008), Pohon pisang dapat tumbuh di tanah yang kaya akan humus,
mengandung kapur atau tanah berat. Daun pisang yang dewasaaberbentuk lonjong
dan bertulang daun menyirip, sedangkan daun mudanya menggulung. Helai daun nya
lebih panjang dari tengkai daaunnya. Kebanyakan daun pisang berwarna hijau tua
untuk daun dewasa dan hijau muda untuk daun yang masih muda. Kecuali untuk
beberapa species, terdapat bercak merah atau ungu pada lembaran daunnya atau
pada ibu tulang daun.
Menurut
Kusumawati (2008), Batang pohon pisang berupa pelepah yang membesar dan
mengumpul. Batangnya lunak, berair dan tidak berkayu. Pohon pisang mempunya
umbi yang muncul di permukaan tanah dan akan membentuk tunas-tunas baru. Akar
pohon pisang merupakan akar serabut ,berdiameter 0,5-1 cm berbentuk silinder
menyebabkan akar-akar ini terlihat besar dan tampak seperti cacing. Rata rata
panjangnya 4-5 meter untuk menjala kesamping dan hanya 75-150 cm untuk tumbuh
kedalam tanah. Pohon pisang membunyai bunga yang bentuknya menyerupai jantung.
Didalam
bunga pisang sekilas tampak seperti udang yang berwarna kuning keputih-putihan
dengan panjang 4-7 cm dan lebar 1-2 cm. Masing masing bunga tersebut memiliki
satu sepal, satu petal, satu putik dengan banyak ovarium dan 4 buah
benang sari dengan tangkai ssari sepanjang 3-4 cm. Setiap bunga tersebut
menghasilkan satu buah pisang, dan karna terdapat banyak bunga maka satu tandan
bunga mengasilkan 77-250 buah dibagi dalam 6-14 sisir (Kusumawati, 2008).
Menurut Ridwan (2014), klasifikasi botani tanaman pisang adalah sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi :
Speratophyta
Sub Divisi :
Angiospermae
Kelas :
Monocotyledonae
Keluarga :
Musaceae
Genus : Musa
Spesies : Musa paradisiaca
Adapun tujuan dari
praktikum ini yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui perbandingan antara massa
dan volume dari buah dan sayur.
Adapun kegunaan dari
praktikum ini yaitu agar mahasiswa dapat megetahui volume dari bagian yang
dikonsumsi dan tidak dikonsumsi.
II.
METODOLOGI
2.1
Tempat dan
Waktu
Praktikum
Indeks Limbah dan Kerapatan Jaringan ini di lakukan di Laboratorium Fisiologi
Tumbuhan Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar,
pada hari Jum’at 15 April 2016, pukul 13:30 WITA - selesai.
2.2
Alat dan
Bahan
Alat yang
digunakan pada percobaan ini yaitu, timbangan, pisau atau cutter, baskom,
kantong kresek dan gelas piala.
Adapun bahan yang digunakan pada
percobaan ini yaitu air, buah pisang dan sayur bayam.
2.3
Prosedur
Kerja
Adapun
prosedur kerja praktikum kerapatan jaringan yaitu :
1.
Menyiapkan
alat dan bahan
2.
Menimbang
berat awal sayur dan buah menggunakan timbangan
3.
Memisahkan
antara bagian yang dikonsumsi dan tidak konsumsi dan menimbangnya
4.
Memasukkan
air sebanyak 300 ml kedalam gelas piala dan memasukkan satu pe satu bagian yang
dikonsumsi dan tidak dikonsumsi.
5.
Menghitung volume
jenis air dengan rumus
III. HASIL DAN
PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Tabel 1.
Kerapatan Jaringan
|
No.
|
Komoditi
|
Voume (ml)
|
Ket
|
||
|
Air
|
Akhir
|
Kerapatan
jaringan
|
|||
|
1
|
Pisang
|
300
|
730
|
430
|
Konsumsi
|
|
300
|
600
|
300
|
Limbah
|
||
|
2
|
Bayam
|
300
|
570
|
270
|
Konsumsi
|
|
300
|
580
|
280
|
Limbah
|
||
Sumber Data
Primer Setelah Diolah 2016
Kerapatan jaringan buah pisang
Vj = 730 ml –
300 ml = 430 ml (Konsumsi)
Vj = 600 ml –
300 ml = 300 ml (Limbah)
Kerapatan
jaringan sayur bayam
Vj = 570 ml –
300 ml = 270 ml (Konsumsi)
Vj = 580 ml – 300 ml = 280 ml (Limbah)
3.2 Pembahasan
Pada
volume buah pisang yang di konsumsi pada saat dimasukkan kedalam gelas
piala yang berisi air 300 ml mengalami kenaikan volume sebesar 570 ml hal ini
menunjukan bahwa volume buah pisang konsumsi sebesar 270 ml dan limbah pisang
sebesar 580 ml ini menunjukan bahwa volume limbah pisang lebih besar dibanding
volume konsumsi.
Hal
ini sesuai dengan pendapat Kusumawati (2008), didalam bunga pisang sekilas
tampak seperti udang yang berwarna kuning keputih-putihan dengan panjang 4-7 cm
dan lebar 1-2 cm. Masing masing bunga tersebut memiliki satu sepal, satu
petal, satu putik dengan banyak ovarium dan 4 buah benang sari dengan
tangkai ssari sepanjang 3-4 cm. Setiap bunga tersebut menghasilkan satu buah
pisang, dan karna terdapat banyak bunga maka satu tandan bunga mengasilkan
77-250 buah dibagi dalam 6-14 sisir.
Volume
bayam konsumsi pada saat dimasukkan kedalam gelas piala yang berisi air 300 ml
mengalami kenaikan 730 ml ini menunjukan bahwa volume bayam konsumsi sebesar 430
ml dan limbah bayam dari volume air 300 ml menjadi 600 ml sehingga volume
limbah bayam sebesar 300 ml, ini menunjukan bahwa limbah sayur bayam lebih
kecil dari pada bayam yang dikonsumsi.
Hal
ini sesuai dengan pendapat Rukmana
(1994), yang mengatakan bahwa tanaman bayam memiliki batang tumbuh dengan
tegak, tebal dan banyak mengandung air. Batang pada tanaman ini memiliki
panjang hingga 0.5-1 meter dan memiliki cabang monodial. Batang bayam berwarna
kecoklatan, abu-abu dan juga memiliki duri halus di bagian pangkal ujung batang
tanaman bayam.
IV.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil yang telah didapatkan maka dapat disimpulkan bahwa
1.
Sayur
bayam mempunyai kerapatan jaringan yang dikonsumsi sebesar 430 ml dan limbah
sebesar 300 ml
2.
Buah
pisang mempunyai kerapatan jaringan yang dikonsumsi sebesar 270 ml dan limbah
sebesar 280 ml.
3.
Rapatan yang merupakan perbandingan
antara massa dan volume adalah sifat intensif.
4.2 Saran
Sebaiknya
asisten lebih memperhatikan kegiatan mahasiswa saat bekerja agar tidak terjadi kesalahan pada
saat proses pratikum.
DAFTAR PUSTAKA
Mutiarawati.
2010. “Penanganan pasca Panen hasil
pertanian”. UNPAD Press: Bandung.
Napitupulu,
J. A. 2012. Respon Pertumbuhan dan
Kualitas Hasil Produksi Bayam Cabut (Amaranthus sp) Terhadap Jenis dan
Dosis Pupuk Nitrogen yang Berbeda.
Sumardi, I.
2009. Perkembangan struktur anomali batang bayam cabut (Amaranthus tricolor
L.) (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
Rukmana, I.
H. R. 1994. Bayam, Bertanam & Pengolahan Pascapanen. Kanisius.
Ridwan, A.
Z. 2014. Pengaruh berbagai jenis kulit
pisang terhadap kualitas nata de banana.
Kusumawati,
A., & Syukriani, L. 2008. Identifikasi
dan karakterisasi morfologi genotipe pisang (Musa paradisiaca. L) di
Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat. Jurnal
Jerami, 1(2), 62-70.
Susanto, A.,
& Edison, H. S. 2005. Deskripsi Pisang Indonesia. Agro Inovasi. Balai
Penelitian Tanaman Buah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Holtikultura Badan penelitian
dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.
LAMPIRAN
Proses
penimbangan buah pisang dan sayur bayam
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Buah dan sayur yang telah dipisahkan



Konsumsi dan tidak dikonsumsi
Proses
menghitung kerapatan jaringan pada gelas piala



Tidak ada komentar:
Posting Komentar